Magetan - Ponpes Salafiyah
Cokrokertopati Kel/Kec. Takeran Kab. Magetan Menggelar nonton bareng pemutaran
film dokumenter G 30 S/PKI yang dilaksanakan di depan Masjid Muttaquen. Jum'at
05/10/2018.
Dandim 0804/ Magetan Letkol Arm
Heri Bayu Widiatmoko yang turut hadir dalam acara nobar film G 30 S/PKI memberikan
penjelasan kepada para santri dan semua hadir tentang bahaya laten komunis.
Dalam sambutannya Dandim 0804 Magetan
menyampaikan jika menelusuri sejarah PKI yang terjadi periode tahun 1948
dan1965 maka sekarang ini masih terdapat orang yang menjadi saksi hidup saat
kejadian tersebut dengan umur kurang lebih 60 tahun. Komunis merupakan bahaya
laten yang setiap saat dapat menunjukan eksitensinya.
Saat ini bisa dilihat melalui
media masa bahwa keluarga PKI ingin meminta rehabilitasi dan meminta negara
untuk meminta maaf hal tersebut merupakan ancaman nyata bagi negara. Banyak
tokoh – tokohnya yang sudah menyusup di semua lini birokrasi demi mendirikan
negara anti pancasila.
Untuk itu generasi muda agar
waspada terhadap upaya PKI untuk kaderisasi melalui ajakan langsung, via media
elektronik (internet/medsos, televisi) dengan berusaha memutar balikkan fakta. Tujuan
pemutaran film G 30 S/PKI agar generasi muda mengerti sejarah dan pola PKI
dalam mengembangkan ideologinya sehingga kita bisa antisipasi sejak dini dan
agar tahu sejarah bahaya laten ideologi komunisme. “terang dandim”
Ditemui disela acara Pengasuh
Pondok Cokro Kertopati KH. Juhdi Tafsir menyampaikan banyak terimakasih kepada
TNI terutama Kodim 0804/Magetan dan Koramil
0804/11 Takeran yang membantu dalam pelaksanaan Nobar ini.
Hanya TNIlah khususnya
TNI-AD masih Eksis menjaga agar PKI
tidak tumbuh dan berkembang di Indonesia. PKI masih nyata ada apalagi
idiologinya sebagai bahaya laten di Indonesia, oleh sebab itu sebagai insan
Pondok Pesantren Kami menolak keras jika PKI dan Idiologinya berkembang di
Indonesia. “tegasnya”
Pemutran Film G30 S PKI ini
bertujuan agar generasi muda tahu yang sebenarnya siapa yang salah pada saat
itu, agar sejarah diputar balikan seolah olah PKI tidak Salah dan merasa benar.
Bukan kita yang meminta maaf tetapi PKI dan Antek-anteknya yang mendukung PKI
yang harus meminta maaf. Idiologi PKI
dan PKI masih ada oleh karena itu kita harus waspada. “imbuh Kyai Zuhdi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar